![]() |
| Dien Syamsudin saat menyampaikan tausiah di sebuah acara beberapa pekan yang lalu |
"Saya tidak setuju, persoalan di Sampang itu lalu hanya direduksi sebagai masalah keluarga. Memang ada warna konflik internal keluarga, tetap pada dasarnya konflik di Sampang itu adalah konflik aliran antara Sunni dan Syi’ah. Ada motif ideologi dan teologi di dalamnya. Salah satunya adalah dipicu sikap sebagian ulama yang membuat situasi semakin panas," kata Dien Syamsudin kepada wartawan usai membuka masa ta'aruf mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tahun ajaran 2012 di GOR UMS, Rabu (29/8/2012).
Di sejumlah tempat dan di berbagai kalangan dan tingkatan, kata Dien, banyak ulama baik atas nama organisasi maupun pribadi memberikan pendapat-pendapat yang memicu persoalan di tengah masyarakat. Pendapat itu berangkat dari sikap memutlakkan kebenaran pada kelompok sendiri dengan membuat fatwa sesat terhadap kelompok lain.
"Ini gejala intoleransi serius yang justru ditampilkan oleh pemimpin umat. Sampai kapanpun dan dimanapun, saya menentang keras sikap ulama yang menyesatkan aliran lainnya. Tindakan ulama seperti itu berpengaruh luas pada umat yang mengikutinya. Terlepas setuju atau tidak dengan paham yang diyakini aliran lain, tetapi tidak boleh menyebutnya sesat," tegas Wakil Ketua Umum MUI Pusat.
Preseden Buruk
Lebih lanjut Dien juga menegaskan menolak usulan sebagian kalangan agar warga Syi’ah di Sampang direlokasi dan selanjutnya tinggal di tempat khusus. Menurut Dien, jika langkah itu dilakukan maka akan menjadi preseden buruk pada kerukunan umat beragama di Indonesia yang majemuk.
"Ada banyak bibit atau bara persoalan yang mengancam kita saat ini, jika relokasi seperti itu dilakukan maka itu akan menjadi preseden buruk di kemudian hari. Yang penting adalah negara hadir di tengah persoalan umat, Ulama jangan justru memberikan dorongan timbulnya sentimen, politik juga jangan memancing di air keruh. Saya yakin masih bisa ditangani jika semua itu dipatuhi," tutup Dien.
Sumber : detik.com
