Kali ini, Mahfud mengungkap adanya peran wanita nakal dalam sejumlah keputusan yang dilakukan pejabat di negeri ini. Tak heran, kalau pejabat itu kadang ragu-ragu atau batal mengambil keputusan, penyebabnya ada ancaman dari wanita simpanan.
"Anda harus tahu bahwa banyak sekali keputusan-keputusan pejabat di negeri ini yang dikendalikan oleh wanita-wanita nakal," terang Mahfud dalam wawancara dengan majalah detik, pekan lalu.
Mahfud tak sembarang bicara. Selain punya data, dia juga mendapat cerita dari seorang pengacara yang menuturkan bagaimana penegak hukum urung melakukan eksekusi atau penetapan tersangka pada seseorang.
"Lalu pengacara itu bilang ke saya, bapak tidak tahu sih katanya, itu disuruh oleh gundiknya. Jadi orang sudah kuat mau menjadikan seseorang sudah menjadi tersangka, tapi gundiknya itu telepon. Itu jangan diapa-apain, kalau nggak saya datangi. Wah nggak jadi, itu jangan ditangkap dulu," cerita Mahfud.
Mahfud juga mengaku banyak laporan masuk ke mejany. Bahkan ada sampai nomor mobil gundik pejabat tertentu. "Saya sudah punya beberapa nomor mobil bahwa ini gundiknya si ini. Laporan ini datang kepada saya. Karena saya penegak hukum, mungkin dia datang untuk mengurus. Padahal hakim konstitusi tidak mengurus begituan. Saya itu banyak laporan tentang pejabat A, B, C, D," ungkapnya.
"Pokoknya pejabat yang tinggi-tinggi yang sering kamu lihat di TV. Data di meja saya itu banyak yang kayak gitu, yang jorok-jorok gitu. Ada seseorang yang gagah dibentak wanita murahan," tambah Mahfud.
Mahfud menegaskan apa yang disampaikan dan ungkapkan ini semata untuk penegakkan hukum, perbaikan Indonesia.
"Itu buktinya bahwa wanita itu sangat berpengaruh. Dan Anda bisa lihat sendiri, di Tipikor kan seperti itu. Banyak orang yang kuat menegakkan hukum, tegas, tetapi tidak kuat terhadap godaan wanita. Banyak orang yang bersih dari tindakan korupsi, tetapi tidak kuat dengan wanita. Saya kira itu persoalan politiknya," urainya
Sumber : detik.com
Mahfud tak sembarang bicara. Selain punya data, dia juga mendapat cerita dari seorang pengacara yang menuturkan bagaimana penegak hukum urung melakukan eksekusi atau penetapan tersangka pada seseorang.
"Lalu pengacara itu bilang ke saya, bapak tidak tahu sih katanya, itu disuruh oleh gundiknya. Jadi orang sudah kuat mau menjadikan seseorang sudah menjadi tersangka, tapi gundiknya itu telepon. Itu jangan diapa-apain, kalau nggak saya datangi. Wah nggak jadi, itu jangan ditangkap dulu," cerita Mahfud.
Mahfud juga mengaku banyak laporan masuk ke mejany. Bahkan ada sampai nomor mobil gundik pejabat tertentu. "Saya sudah punya beberapa nomor mobil bahwa ini gundiknya si ini. Laporan ini datang kepada saya. Karena saya penegak hukum, mungkin dia datang untuk mengurus. Padahal hakim konstitusi tidak mengurus begituan. Saya itu banyak laporan tentang pejabat A, B, C, D," ungkapnya.
"Pokoknya pejabat yang tinggi-tinggi yang sering kamu lihat di TV. Data di meja saya itu banyak yang kayak gitu, yang jorok-jorok gitu. Ada seseorang yang gagah dibentak wanita murahan," tambah Mahfud.
Mahfud menegaskan apa yang disampaikan dan ungkapkan ini semata untuk penegakkan hukum, perbaikan Indonesia.
"Itu buktinya bahwa wanita itu sangat berpengaruh. Dan Anda bisa lihat sendiri, di Tipikor kan seperti itu. Banyak orang yang kuat menegakkan hukum, tegas, tetapi tidak kuat terhadap godaan wanita. Banyak orang yang bersih dari tindakan korupsi, tetapi tidak kuat dengan wanita. Saya kira itu persoalan politiknya," urainya
Sumber : detik.com