JAKARTA - Pemerintah mengungkapkan dua jenis mata uang
nantinya bakal digunakan masyarakat dalam masa transisi proses
redenominasi rupiah. Proses seperti ini pernah lebih dahulu dijalankan
negara Turki.
Demikian disampaikan Plt Kepala Badan Kebijakan
Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro saat ditemui di
Kantor Kemenkeu, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (30/10/2012).
Menurut
Bambang, masa transisi yang diperlukan sekitar 2-3 tahun dengan
menggunakan dua jenis mata uang. Hal ini agar masyarakat merasa ada
kesamaan nilai antara uang lama dan uang baru.
"Misalnya Turki
yang cukup sukses lah mengubah Lira nya itu menjadi yang lebih kecil itu
mereka butuh masa transisi 2-3 tahun, jadi ada masa dimana kedua
uangnya aktif, ada uang lama dan uang baru, yang penting memang
pengertian dari pemakai bahwa uang yang ada itu sama nilainya,"
tegasnya.
Bambang menilai kesiapan masyarakat menerima kebijakan
mata uang baru ini sangat penting. Pasalnya, dengan kesiapan yang
matang, dapat mengurangi potensi inflasi dari perubahan nilai mata uang.
"Dia
harus dilatih dulu beradapatasi, misal Rp 10 ribu sama dengan Rp 10 ,
jadi ketika Rp 10 dia tidak berfikir bahwa seperseribu dari Rp 10 ribu.
Itu yang bisa memicu inflasi nantinya masa transisi itu diperlukan untuk
masyarakat belajar, tapi juga mencegah dampak inflasi, jika mata uang
baru itu 100 persen diberlakukan," ujarnya.
Nantinya, lanjut
Bambang, pemerintah juga akan menyediakan pecahan uang recehan kembali
guna mengganti uang yang nilainya di bawah Rp 1.000.
"Konsekuensinya,
uang logam akan muncul lagi, sekrang ini kan uang logam udah jarang.
Nantinya uang logam akan banyak muncul lagi, untuk satuan yang lebih
kecil," tandasnya
Sumber : detik.com
Senin, 29 Oktober 2012
Rp 1.000 Jadi Rp 1, Dua Jenis Mata Uang Rupiah Bakal Beredar
Categories :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)